Название | Terpesona Dengan Gadis Natal Nakal |
---|---|
Автор произведения | Dawn Brower |
Жанр | Исторические любовные романы |
Серия | |
Издательство | Исторические любовные романы |
Год выпуска | 0 |
isbn | 9788835419235 |
Adeline telah menggunakan gaun lamanya dan meminjam celemek dari salah satu pelayan untuk menghias dekorasi di perpustakaan. Manor* adalah kamar favorit Adeline dan dia ingin memberikan sentuhan pribadinya. Adeline turun dari tangga setelah dia menggantung ranting-ranting bunga holly* bersama beberapa balok di langit-langit rumah. Adeline menyeka keringat dari keningnya dan mentapa karyanya. Itu tampak mulus dan indah di atas kayu gelap. Bunga holly tersebar merata di seluruh ruangan. Sekarang yang harus dia lakukan hanyalah menggantung mistletoe* di tengah ruangan. Ibunya Adeline memiliki pemikiran konyol bahwa mereka membutuhkan banyak mistletoe untuk dipasang di seluruh rumah. Apakah dia benar-benar percaya semua orang akan melakukan “ciuman yang romantis” hanya karena tradisi mistletoe? Itu akan menjadi hal yang memalukan, dan Adeline tidak akan menemukan dirinya terjebak dalam hal seperti itu yang menyebabkan kehancuran. Akan tetapi ibunya menginginkan mistletoe dipasang di seluruh rumah dan Adeline tidak akan mengecewakan ibunya.
“ Itu terlihat cantik,” ibunya Adeline, Elizabeth, seorang Duchess of Whitewood berkata. “Kamu adalah mukjizat. Saya mungkin meminta kamu mengawasi dekorasi ballroom untuk dansa ketika waktunya tiba.”
“Jika ibu ingin saya melakukannya, ya saya akan membantu dengan senang hati.” Adeline mengangkat bibirnya menjadi senyuman yang manis. “Saya sangat menikmati menjadi seseorang yang kreatif.”
*Manor: rumah mansion atau rumah estate yang mewah
*bunga holly dan mistletoe: hiasan dekorasi pohon natal biasanya akan dibuat menjelang natal
Ibunya menyeka hidungnya. “Ada sedikit debu yang menempel di wajahmu. Kamu harus akhiri pekerjaanmu di sini dan pergi mandi. Aku tidak ingin kamu terlihat seperti pelayan pada saat makan malam.”
“Mandi akan terasa menyenangkan,” Adeline mengakui hal ini. “Saya punya beberapa hal yang harus saya lakukan di sini dan kemudian aku akan menuju ke kamarku dan langsung mandi.” Adeline benci meninggalkan pekerjaannya yang belum selesai. Itu membuat Adeline agak marah jika ada sesuatu yang tidak pada tempatnya atau diatur ulang. Dia harus segera memperbaikinya sebelum dia meninggalkan ruangan.
“Aku akan meninggalkanmu untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Para tamu mulai berdatangan dan Aku perlu memastikan mereka disambut dan diantar ke kamar mereka masing-masing.”
Adeline mengangguk. “Jika kamu memerlukan bantuan apapun tolong beri tahu saya. Saya akan dengan senang hati menjamu tamu yang datang.” Ini adalah rumah Adeline dan dia ingin semua orang merasa nyaman tinggal di rumah Adeline sama seperti Adeline. Meski hal itu adil Adeline tidak berpikir itu mungkin. Ada begitu banyak kenangan di manor yang tidak berharga kecuali mereka yang sudah mengalaminya. Tidak ada orang yang benar-benar menyukai kenangan di manor sama seperti dia, kecuali keluarga Adeline. Suatu hari hal itu akan menjadi lama bagi Jamie, dan jika Adeline tidak menikah dia tidak lebih dari perawan tua yang bergantung pada kemurahan hati adik laki-lakinya.
“Saya yakin semuanya akan baik-baik saja,” kata ibunya Adeline. “Tapi jika saya membutuhkan bantuanmu saya akan mengirim seorang pelayan untuk menjemput kamu.” Ibunya mencium pipi anaknya. “Jadilah gadis yang baik dan jagalah dirimu baik-baik.” Dengan beberapa perkataan itu ibunya langsung berbalik badan dan meninggalkan ruangan.
“Nona Adeline, Sally, seorang pelayan berkata. “Apakah ini yang nona ingin gantungkan?”
Dia berbalik ke arah Sally dan mempelajari bagaimana Sally menggantungkan holly di sepanjang dinding. “Ya,” dia berkata, “Tolong luruskan sedikit. Ini tidak seimbang.”
Pelayan itu mengikuti arahan Adeline dan itu sempurna. “Seperti ini?” dia berkata.
“Ya,” Adeline berkata. “Seperti itu.”
“Apakah kamu yakin,” seorang pria bertanya. Nada bicara dia terdengar sangat hangat dan ramah, seperti madu panas dan whisky. Adeline berbalik badan untuk menatap pria itu dan Adeline menelan ludah. Pria itu adalah pria yang paling tampan yang pernah saya lihat. Rambut pria itu coklat mengkilap yang tampak seperti ciuman matahari bahkan di tengah musim dingin, dan mata pria itu sangat berkilau emas yang membuat saya terpukau. “Permintaan maaf saya,” Adeline memulai pembicaraan. Terdengarlah suara Adeline yang sayup-sayup sedikit ketika Adeline berbicara. “Apakah kamu tidak berpikir ini terlihat bagus?” “Oh,” pria itu berkata dan tersenyum lebar. “Itu semua terlihat oke. Aku tidak akan pernah tahu apakah itu buruk atau tidak. Saya hanya ingin bertanya jika kamu yakin apakah hal ini yang kamu inginkan. Adeline menggigit bibir bawah seolah Adeline ingin memperbaikinya sendiri. Adeline terlihat sangat menggemaskan. “Para pria itu tidak berbicara kepada Adeline. Mereka mengabaikan Sally dan Adeline dan mereka tidak tahu bagaimana cara merespon kejadian ini. Meski adil Adeline terlihat sangat jarang datang menghadiri pesta atau berinteraksi kepada masyarakat. Dia (Adeline) pernah mengalami satu kejadian yang buruk dan menyerah. Bersosialisasi bukanlah untuk dia dan dia selalu mengacaukan segalanya. Saya tahu bagaimana saya menginginkannya.” Adeline entah bagaimana dia bisa menjaga suaranya agar tidak pecah pada saat dia bicara. Hal seperti itu lebih dari suatu keajaiban yang dia harapkan. “Apakah kamu tersesat?” Itu pertanyaan bodoh...” Maksud saya apakah anda pernah menunjukan kamar tidur anda?” “Apakah anda pernah menawarkan diri anda untuk mengantarkan saya ke sana?” Pria itu menggoyangkan alisnya sebagai petanda sugesti. “Aku bisa saja berpura-pura tersesat jika kamu ingin bergabung denganku di sana.” Adeline membuka mulutnya lalu menutup mulutnya beberapa kali. Apakah pria itu baru saja melamarnya? Pipi Adeline terlihat memerah dan pastinya itu terlihat seperti pita merah yang menghiasi dahan holly. “Um...” Adeline tidak dapat menemukan kata-kata dalam pikirannya. Pikiran Adeline benar-benar kosong. “Tuhan..” “Devon,” dia berkata. “Tolong telpon saya Devon. Saya sendiri percaya kita akan terlalu akrab untuk formalitas.” Devon nakal... Adeline telah mempertaruhkan semua warisannya hanya untuk seorang pria. Pria itu hanya akan mengambil keuntungan dari Adeline dan menggunakan dia (Adeline) untuk sesuatu yang buruk jika dia mengijinkannya. Apakah ini sesuatu yang mengerikan ketika pria itu menggodanya? “Saya Addie,” Nona Adeline berkata. “Dan saya baik-baik saja dengan menggunakan nama yang anda berikan, namun itu sama intimnya seperti apa yang pernah kita lakukan.”
“Kita akan lihat.” Devon mengedipkan matanya. “Addie cantik, manisku, kita akan lihat.” Dia (Devon) berbalik dengan menggunakan tumitnya dan menjauh darinya. Adeline berkedip beberapa kali berpikir pastinya nona itu akan membayangkan semua pertemuan yang terjadi. Devon jahat dan terlalu baik untuk kebaikannya sendiri, dan wanita itu merasa pria itu benar; namun, Adeline tidak pernah kehilangan semangat dari dirinya sebelumnya. Adeline menginginkan dia, meskipun itu hanya sesaat, dan tidak lebih. Hanya sekali Adeline ingin merasa seolah-olah Adeline bisa dicintai, dan ini mungkin semua keinginan yang Adeline lontarkan bisa terkumpul semua. Adeline tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini…
Конец ознакомительного фрагмента.
Текст предоставлен ООО «ЛитРес».
Прочитайте эту книгу целиком, купив полную легальную версию на ЛитРес.
Безопасно оплатить книгу можно банковской картой Visa, MasterCard, Maestro, со счета мобильного телефона, с платежного терминала, в салоне МТС или Связной, через PayPal, WebMoney, Яндекс.Деньги, QIWI Кошелек, бонусными картами или другим удобным Вам способом.