Название | Pekik Kemuliaan |
---|---|
Автор произведения | Морган Райс |
Жанр | Героическая фантастика |
Серия | Cincin Bertuah |
Издательство | Героическая фантастика |
Год выпуска | 0 |
isbn | 9781632913937 |
Gareth mendengar sebuah suara derak di dalam kamarnya, lalu ia berbalik dan menutup matanya segera pada pemandangan di depannya, menyerangnya dengan kengerian.
“Buka matamu, nak!” muncul suara yang menggelegar.
Gemetar, Gareth membuka matanya, dan tercengang melihat ayahnya, berdiri di sana, sebuah mayat, membusuk, sebuah mahkota berkarat di atas kepalanya, dan sebuah tongkat kerajaan di tangannya. Dia menatapnya dengan tatapan cercaan, sama seperti dia masih hidup.
“Darah dibalas dengan darah,” ayahnya berseru.
“Aku membencimu!” Gareth menjerit. “AKU BENCI KAU!” ulangnya, dan menarik belati dari sabuknya lalu menyerang ke arah ayahnya.
Saat ia mencapai tempat ayahnya berdiri, ia menebaskan belatinya – tidak mengenai apa-apa melainkan udara – dan terjerembab melintasi ruangan.
Gareth memutar tubuhnya, tapi penampakan itu telah hilang. Ia hanya sendirian di dalam ruangan itu. Ia sendirian saja sepanjang waktu. Apakah ia gila?
Gareth berlari ke sudut ruangan itu, mengobrak-abrik lemari pakaiannya dan mengeluarkan pipa opiumnya dengan tangan gemetar; ia segera menyalakannya, dan menghirupnya dalam-dalam, lagi dan lagi. Ia merasakan aliran candu itu menjalar ke seluruh tubuhnya, merasakan dirinya tersesat sejenak dalam luapan candu itu. Ia menggunakan semakin banyak opium beberapa hari terakhir ini – kelihatannya itu hanyalah satu-satunya hal yang membantunya melarikan diri dari bayangan ayahnya. Gareth merasa tersiksa berada di ruangan ini, dan ia mulai bertanya-tanya apakah hantu ayahnya telah terperangkap di dalam dinding ini dan apakah ia harus memindahkan istananya di tempat lain. Bagaimanapun juga, ia ingin meruntuhkan bangunan ini – tempat ini menyimpan semua kenangan masa kanak-kanaknya yang ia benci.
Gareth berpaling ke arah jendela, diselimuti keringat dingin, dan menyeka dahinya dengan punggung tangannya. Ia mengamati. Pasukan semakin dekat, dan Thor terlihat bahkan dari sini, massa yang bodoh mengerubunginya seperti seorang pahlawan. Itu membuat Gareth murka, membuatnya terbakar rasa dengki. Setiap rencana yang ia gerakkan telah runtuh: Kendrick bebas; Thor hidup; bahka Godfrey entah bagaimana berhasil selamat dari racun – racun yang cukup untuk membunuh seekor kuda.
Tapi sekali lagi, rencananya yang lain berhasil: Firth, setidaknya, sudah mati, dan tidak ada lagi saksi yang tersisa untuk membuktikan bahwa ia membunuh ayahnya. Gareth menarik napas dalam-dalam, lega, menyadari bahwa semua itu tidak seburuk seperti kelihatannya. Selain itu, konvoi kaum Nevarun sedang dalam perjalanan untuk membawa Gwendolyn, untuk menyeretnya pergi menuju ke sudut mengerikan dari Cincin dan menikahkannya. Ia tersenyum dengan pikiran itu, mulai merasa lebih baik. Ya, setidaknya dia akan keluar dari pikirannya secepatnya.
Gareth punya waktu. Ia akan mencari cara lain untuk mengatasi Kendrick, Thor, dan Godfrey – ia punya banyak sekali rencana untuk membunuh mereka. Dan ia punya banyak waktu dan semua kekuasaan di dunia untuk mewujudkannya. Ya, mereka telah memenangkan babak ini, tapi mereka tidak akan menang di babak selanjutnya.
Gareth mendengar geraman lain, berbalik, dan tidak melihat apa pun di dalam ruangan itu. Ia harus keluar dari sini – ia tidak bisa lagi menahannya.
Ia berbalik dan segera keluar dari ruangan itu. Pintu terbuka sebelum ia mencapainya, pelayannya dengan waspada mengantisipasi setiap gerakannya.
Gareth melemparkan jubah dan mahkota ayahnya, dan mengambil tongkat kerajaannya, saat ia berkalan menuruni lorong. Ia menuruni koridor sampai ia mencapai ruang makan pribadinya, sebuah ruangan batu rumit dengan atap-atap melengkung yang tinggi dan jendela kaca berwarna, bercahaya dalam cahaya pagi. Dua pelayannya berdiri menunggu di pintu yang terbuka, dan yang lain berdiri menunggu di belakang kepala meja. Meja itu adalah prasmanan panjang, sepanjang lima belas kaki, dengan puluhan kursi berbaris di kedua sisinya; pelayan menarik kursi Gareth untuknya saat ia mendekat, kursi oak tua yang telah diduduki ayahnya berkali-kali.
Gareth duduk dan menyadari betapa ia sangat membenci ruangan itu. Ia ingat dipaksa untuk duduk di sini sebagai seorang anak, seluruh keluarganya berderet mengelilinginya, dihardik oleh ayah dan ibunya. Sekarang ruangan itu amat sunyi. Tidak ada seorang pun kecuali dirinya – tidak saudara laki-laki maupun saudara perempuannya atau orang tuan maupun kawan. Bahkan tidak penasihatnya. Selama beberapa hari terakhir, ia berhasil mengisolasi semua orang, dan sekarang ia makan sendirian. Ia lebih memilih cara seperti itu – ada terlalu banyak kejadian saat ia melihat hantu ayahnya ada di sini bersama dirinya, dan ia merasa sangat malu karena menangis di depan orang lain.
Конец ознакомительного фрагмента.
Текст предоставлен ООО «ЛитРес».
Прочитайте эту книгу целиком, купив полную легальную версию на ЛитРес.
Безопасно оплатить книгу можно банковской картой Visa, MasterCard, Maestro, со счета мобильного телефона, с платежного терминала, в салоне МТС или Связной, через PayPal, WebMoney, Яндекс.Деньги, QIWI Кошелек, бонусными картами или другим удобным Вам способом.